By admin April 23, 2008
RADAR JOGJA - Peringatan Hari Bumi 22 April di Jogja kemarin diperingati dengan berbagai cara, mulai demo, pawai andong oleh Walhi hingga uji emisi kendaraan bermotor. Uji emisi dilakukan di seputar kampus UGM. Hasilnya, dalam waktu dua jam 30 sepeda motor yang masuk ke Kampus Biru dinyatakan tidak lolos uji emisi.
“Mulai pukul 09.00 - 11.00 sudah ratusan sepeda motor yang dites. Dari jumlah itu, 30 sepeda motor kandungan karbon monoksidanya lebih dari 4,5 persen dan HC lebih dari 1.200 ppm. Sebagian besar motor empat tak yang tidak lolos uji emisi,” ujar Koordintaor Uji Emisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM Luluk di sela-sela uji emisi di depan gelanggang mahasiswa UGM, kemarin.Selain sepeda motor, uji emisi juga dilakukan terhadap mobil. “Bagi kendaraan yang tidak lolos uji emisi kami tempelkan stiker berwarna merah,” tambah Luluk. Mahasiswa mengharapkan uji emisi terhadap kendaraan bermotor tidak hanya dilakukan pada saat Hari Bumi. Namun, bisa dilaksanakan secara rutin oleh pemerintah daerah.
Sementara itu, secara bersamaan di Bunderan UGM sekitar 60 mahasiswa yang tergabung dalam BEM KM menggelar unjuk rasa. Ada tiga isu besar yang diangkat, yakni menolak diterbitkannya PP No 2/2008, tindak lanjut KTT perubahan iklim, dan sanksi tegas bagi pelaku illegal logging.
“Kami menilai PP No 2/2008 hanya sekadar mengatur izin bagi 13 perusahaan tambang yang operasinya terhalang oleh status hutan lindung. Seharusnya pemerintah tetap menjaga posisi hutan lindung sebagai keseimbangan lingkungan alam,” ujar Lukman, koordinator aksi.
Di perempatan Tugu, sekitar 100 orang dari puluhan elemen yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Perhimpunan Pecinta Alam (Sekber PPA) juga turun ke jalan. Di tempat ini, para aktivis yang mayoritas berusia muda ini menyerukan masyarakat menyelamatkan bumi dari berbagai kerusakan akibat ulah manusia.
Ajakan itu terlihat dari berbagai spanduk dan poster yang dibawa. Antara lain bertuliskan Stop global warming, Kresek is death dan Back to nature, Save our future.
“Stop pemanasan global,” teriak seorang aktivis. Usai aksi di Tugu, para aktivis berjalan kaki menuju Alun-Alun Utara untuk bergabung dengan aktivis lain. (uki/lai)