Rabu, 26 November 2008

KERETA KUDA GAYA KRATON JOGJAKARTA

Kereta kuda ini dalam proses pembuatan di bengkel kami. Satu unit kereta kuda lengkap gaya Kraton Jogjakarta ini kami hargai Rp 80.000.000,00. Selain itu anda bisa memesan kereta kuda sesuai keinginan anda.

Jumat, 21 November 2008

ANDONG KUNING


Warna andong kini berubah. Jika dulu didominasi warna gelap seperti coklat, sekarang cenderung lebih cerah, seperti warna kuning. Harga andong ini berkisar Rp. 15.000.000,00. Anda tertarik.....??

Kamis, 06 November 2008

Arak-arakan Andong Warnai "Jogja Fashion Week 2007"

Jumat, 07 September 07 - by : admin

PULUHAN andong berarak berkeliling pusat Kota Yogyakarta, Kamis (6/9) petang. Mengambil start di alun-alun utara Keraton, masuk ke Jln. Senopati, Jln. Suryotomo, Jln. Mataram, Jln. Malioboro, lalu kembali ke Alun-alun utara. PESERTA pawai andong bersiap melintas di Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta, Kamis (6/9). Pawai tersebut merupakan rangkaian pelaksanaan "Jogja Fashion Week 2007" yang akan berlangsung 6-9 September mendatang.*HAZMIRULLAH/"PR" Ini bukan karnaval biasa. Puluhan andong itu ditumpangi gadis-gadis berpakaian mewah, buatan para desainer. Harian Umum Pikiran Rakyat pun turut ambil bagian dalam karnaval itu, bekerja sama dengan desainer asal Jabar, Lia Mustafa dan Paguyuban Warga Jabar di Yogyakarta. Jadi, karnaval itu sebenarnya bentuk lain dari fashion show. Hari-hari ini, Yogya menjadi tuan rumah even bertajuk "Jogja Fashion Week 2007". Rencananya, berlangsung selama 4 hari, 6-9 September. Selain street carnival, sejumlah kegiatan seperti pameran fashion, aksesori, dan perlengkapan fashion, fashion show tiap malam, presentasi trend fashion Jogja 2008 oleh APPMI DI Yogyakarta dan pakar batik, serta lomba cipta busana. Digelar pula sejumlah kegiatan pendukung, seperti peragaan busana tradisional dan Keraton Yogya, lomba make-up, peragaan busana anak-anak, band remaja, dan lomba lukis. Pagi ini Jumat (7/9), bakal digelar pula tari Sunda karya Endang Caturwati yang berjudul "Rengkak Parahyangan". Semua kegiatan dipusatkan di Pagelaran Lor Keraton Yogyakarta. sumber:www.pikiran-rakyat.co.id

Kirab Andong Dan Sepeda Untuk Peringati Hari Bumi







Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) menggelar peringatan Hari Bumi 2008 yang dipusatkan di Alun-alun Utara Yogya, Selasa (22/4) mulai pukul 09.00 WIB. Kegiatan bertajuk ‘Stop Global Warming: Dari Yogyakarta Untuk Keselamatan Indonesia’ ini merupakan puncak agenda Pertemuan Nasional Lingkungan Hidup (PNLH) X Walhi, yang berlangsung 16-21 April di Pasar Seni Gabusan Bantul. Acara akan diawali dengan parade andong dan sepeda dari Pasar Seni Gabusan menuju Alun-alun Utara. Diikuti oleh anggota komunitas andong, komunitas sepeda, anggota Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia (Pordasi) DIY dan seluruh peserta PNLH X (KR).
Kerabat podjok ikut berpartisipasi dalam acara ini yang dimulai dengan berkumpul didepan kantor pos pusat dankemudian bersama-sama berangkat ke Pasar Seni Gabusan Bantul pada pukul 7.30. Acara ini cukup menyita perhatian masyarakat jogja karena irit-iritan andong dan sepeda yang begitu panjang. Kirab Andong dan Sepeda ini berjalan dengan tertib dan meriah diiringi riuh tawa dan bunyi-bunyi bel sepeda.

sumber : podjok.com

Rabu, 05 November 2008

Andong Jogja


Sampai saat ini Andong Jogja masih sangat digemari oleh para wisatawan. Dahulu Kereta Kencana digunakan sebagai alat transportasi keraton. Namun rakyat membuat desain yang lebih sederhana dan menamakannya andong atau yang biasa disebut delman. Jogja memang masih mempertahankan budaya Jawa di wilayahnya. Sampai saat ini kurang lebih ada 170 buah andong yang tersebar di Jogja. Biasanya andong-andong ini berpangkalan di malioboro. Jenis andong ini juga dibedakan menjadi 3. Apabila cat pada rodanya berwarna hijau, berarti andong ini digunakan untuk perorangan, bila berwarna kuning, digunakan untuk para pengunjung yang sedang singgah di Jogja. Satu lagi berwarna merah kecoklatan. Rupanya fungsi andong sudah agak berubah. dari yang hanya sekedar menjadi alat transportasi, saat ini juga dapat digunakan untuk berwisata menikmati keindahan Jogja.
Written by Christian Jaya in: Visit Indonesia

Demo, Pawai Andong hingga Uji Emisi

By admin April 23, 2008

RADAR JOGJA - Peringatan Hari Bumi 22 April di Jogja kemarin diperingati dengan berbagai cara, mulai demo, pawai andong oleh Walhi hingga uji emisi kendaraan bermotor. Uji emisi dilakukan di seputar kampus UGM. Hasilnya, dalam waktu dua jam 30 sepeda motor yang masuk ke Kampus Biru dinyatakan tidak lolos uji emisi.
“Mulai pukul 09.00 - 11.00 sudah ratusan sepeda motor yang dites. Dari jumlah itu, 30 sepeda motor kandungan karbon monoksidanya lebih dari 4,5 persen dan HC lebih dari 1.200 ppm. Sebagian besar motor empat tak yang tidak lolos uji emisi,” ujar Koordintaor Uji Emisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM Luluk di sela-sela uji emisi di depan gelanggang mahasiswa UGM, kemarin.Selain sepeda motor, uji emisi juga dilakukan terhadap mobil. “Bagi kendaraan yang tidak lolos uji emisi kami tempelkan stiker berwarna merah,” tambah Luluk. Mahasiswa mengharapkan uji emisi terhadap kendaraan bermotor tidak hanya dilakukan pada saat Hari Bumi. Namun, bisa dilaksanakan secara rutin oleh pemerintah daerah.
Sementara itu, secara bersamaan di Bunderan UGM sekitar 60 mahasiswa yang tergabung dalam BEM KM menggelar unjuk rasa. Ada tiga isu besar yang diangkat, yakni menolak diterbitkannya PP No 2/2008, tindak lanjut KTT perubahan iklim, dan sanksi tegas bagi pelaku illegal logging.
“Kami menilai PP No 2/2008 hanya sekadar mengatur izin bagi 13 perusahaan tambang yang operasinya terhalang oleh status hutan lindung. Seharusnya pemerintah tetap menjaga posisi hutan lindung sebagai keseimbangan lingkungan alam,” ujar Lukman, koordinator aksi.
Di perempatan Tugu, sekitar 100 orang dari puluhan elemen yang tergabung dalam Sekretariat Bersama Perhimpunan Pecinta Alam (Sekber PPA) juga turun ke jalan. Di tempat ini, para aktivis yang mayoritas berusia muda ini menyerukan masyarakat menyelamatkan bumi dari berbagai kerusakan akibat ulah manusia.
Ajakan itu terlihat dari berbagai spanduk dan poster yang dibawa. Antara lain bertuliskan Stop global warming, Kresek is death dan Back to nature, Save our future.
“Stop pemanasan global,” teriak seorang aktivis. Usai aksi di Tugu, para aktivis berjalan kaki menuju Alun-Alun Utara untuk bergabung dengan aktivis lain. (uki/lai)

Andong, Antara Jogja dan Amsterdam


Posted by Agus Yuniarso
Suarajogja.net August 28, 2008


New transport to go sightseeing in Amsterdam. In Holland they just started again this old form of transportation in Amsterdam for tourists to go sightseeing around town. Whereas in countries like Indonesia, similar transportation is more common, here it is new and loved by visitors.
“Bentuk keretanya mirip betul dengan andong di Jogja ya, beroda empat juga. kalau delman dan dokar kan beroda dua. Betul-betul mirip. Atau, bentuk andong di Jogja memang di-create sama orang-orang Belanda tempo doeloe ya … (Kereta pusaka jaman HB I juga bikinan Eropa … ) …. ngelantur dikit …. Saya jadi bertanya nih, kalau di Jogja ada kereta kuda begitu, kok di Solo nggak ada, ya … ”

Andong Ikon Pariwisata Jogja Yang Perlu Ditata

Andong Ikon Pariwisata Jogja Yang Perlu Ditata

Keberadaan Andong/dokar yang setiap hari memenuhi ruas-ruas jalan di Yogyakarta sebentar lagi akan ditertibkan. Tentu saja, ide dari Pemkot Yogyakarta ini perlu kita sambut positip. Pasalnya selama ini keberadaan Andong/dokar sebagai alat transportasi murah bagi para wisatawan kurang nyaman karena kebersihan yang kurang terjaga. Padahal, sebagai ikon pariwisata Yogyakarta yang sudah puluhan tahun, Andong/Dokar bisa menjadi sebuah tempat promosi wisata yang nyaman dan mengesankan bagi banyak orang, khususnya wisatawan yang tengah berlibur di Yogyakarta.
Penertiban Dokar/andong ini harus disambut positip banyak kalangan, khususnya stakeholder pariwisata di Yogyakarta karena keberadaan mereka memang masih dibutuhkan hingga saat ini. Yang paling penting, seperti diungkapkan Walikota Yogyakarta, Herry Zudianto dokar/andong harus selalu menjaga kebersihan dan kenyamanan bagi penumpang. Lebih lebih untuk turis asing yang tengah berkunjung di Yogyakarta.
Tentunya tidak hanya dokar/andong saja yang perlu ditertibkan. Dengan kondisi ruas jalan yang relatip sempit dan makin sumpek, para pengguna jalan lain pun harus mulai menata diri untuk bisa’tertib’. Para pejalan kaki, pengendara kendaraan roda dua maupun roda empat seyogyanya makin sadar bahwa suasana kota Yogyakarta tiap hari makin sumpek dengan banyaknya kendaraan bermotor. Sehingga peluang bagi jasa angkutan lain termasuk andong/dokar maupun becak)perlu mendapat tempat tersendiri.
Kita semua berharap, penataan bagi sarana transportasi seperti andong/becak bisa tampil lebih baik. Selain itu para pemilik/sopir dan penarik becak/andong pun harus memiliki sadar wisata sehingga kemampuan berkomunikasi dengan tamu/wisatawan bisa memberi nilai positip.
Semoga lalu lalang andong/becak di kota ini tidak menambah semrawut, justru sebaliknya kenyamanan dan kebersihan menjadi pemandangan indah bagi kita semua. (nur)

source : visitingjogja.com

Andong, Becak Rukun dengan Trans Jogja

Andong, Becak Rukun dengan Trans Jogja
Kompas TV Senin, 05 Mei 2008, 19.41 WIB

Bicara soal pembenahan alat transportasi, kota Jogyakarta boleh jadi acuan bagi kota lainnya. Ya, meski mencontek dari ibukota Jakarta, bekas ibukota negara ini malah tampil lebih baik. Kini, sudah ada bus Trans Jogya alias busway yang melayani sejumlah rute di kota sang Sultan ini. Tak seperti di Jakarta, keberadaan busway ini malah semakin melengkapi kehidupan kota budaya ini. Warga kota Jogya sendiri menyambut keberadaan busway ini. Mereka senang, karena kini ada alternatif angkutan umum yang lebih layak. Dulunya memang Jogya bisa dibilang minim angkutan umum. Bus kota atau metromini saja jumlahnya tak memadai dan bahkan sudah rongsokan, tak laik pakai.Namun adanya busway, tidak membuat tergusurnya angkutan tradisional di Jogya. Andong dan becak tetap leluasa bersliweran di jalan kota, termasuk Jalan Malioboro.Tak seperti nasib delman di Jakarta yang dilarang, Andong tetap dibolehkan karena menjadi simbol tradisi pemakaian kereta kencana bagi para Sultan Kraton dan kaum priyayi Jogyakarta di masa lalu.Sementara becak dianggap sebagai kendaraan warga kebanyakan. Kedua jenis kendaraan ini bahkan dinilai bisa mengimbangi keberadaan alat transportasi lainnya, sehingga polusi di kota pelajar ini bisa terkurangi.

Aksesoris Andong Kian Diminati

Aksesoris Andong Kian Diminati
Bernas Selasa, 28 Okt 2008 08:54:56
JOGJA -- Berbeda dengan perajin lainnya, pengusaha aksesoris andong, berupa baju kuda, lonceng, lampu dan lain sebagainya ternyata tidak pernah sepi pesanan. Bahkan, order pun kian luas seiring berkembangnya perumahan elit yang tumbuh subur dan menjadi fenomena kota-kota besar di Tanah Air. Aksesoris andong kini ikut pula mewarnai dan melengkapi detail interior dan eksterior sebuah rumah di berbagai perumahan elit.
Pengusaha aksesoris andong, Riefki Listiyanto SSI kepada Bernas Jogja, di kediamannya, Senin (27/10), jenis aksesoris andong yang paling banyak dipesan pengembang atau pemilik rumah elit, biasanya berupa bel andong yang digunakan sebagai bel di pintu masuk atau ruang tamu serta lampu andong yang dipakai untuk penerangan taman. "Omzet penjualan dua jenis aksesoris tersebut, paling besar dibanding lainnya," jelas Riefki yang kini juga menjadi Caleg DPRD Kota Yogyakarta dari PAN untuk Dapel I (Kraton, Mergangsan dan Mantrijeron). Sebagai generasi keempat dari trah keluarga besar Marto Sudiro dan Nyonya Suprapto yang sejak 1965 membuka toko di Pasar Beringharjo, untuk melayani mitra dagangnya terutama dari Jakarta, Semarang dan Surabaya, sekarang Riefki cukup menempati rumah sendiri di kawasan Patehan Tengah. Sebagai rasa syukur atas suksesnya itu, Riefki bersama istri, Elvina Dewi dibantu dr Hangger Ayu Retno menggelar bakti sosial berupa pengobatan gratis bagi 47 pasien di desa Sumber, Balecatur Gamping, Sleman, Minggu (26/10). (rob)